Gerinda oh gerinda





Praktek di sesi gerinda

Senin 29 July 2013
                Hari pertama saya praktek bengkel di section gerinda. Pada hari itu saya dan teman2 mengerjakan cutter. Sebelum mengerjakan saya dan teman2 menargetkan dari jam set 4 sampai jam 9 itu 50 cutter. Dan setelah itu mesin yang digunakan 4 dan yang mengerjakan hanya 3. Saya mensetting mesin dengan teman2. Agar proses berjalan dengan cepat kami putuskan untuk kerja sama. Tiap mesin settinganya sendiri, jadi tiap siswa menggerjakan 1 bagian yaitu bagian grove, bidang 1, bidang 2. Dan chamfer. Dan teryata semua itu jauh dari dugaan saya. Kami bertiga hanya dapat mengerjakan 30 cutter. Itu saja yang benar2 jadi tidak sampai 10 cutter. Dari itu kemudian saya evaluasi. Ternyata kesulitan dari penggerjaan cutter menurut saya pada saat mengerjakan bidang 1 dan chamfer. Itu memerlukan ketelitian dan feeling yang tinggi. Jika tidak proses tersebut berdampak pada cutter yang tidak flat/rata.

Selasa 30 july 2013
                Hari kedua saya praktek di section grinda, pada hari itu hasil dari penggerindaan cutter pada hari pertama di cek oleh mas andreas. Ternyata hasilnya sangat mengejutkan. Dari 30 cutter yang saya dan teman2 kerjakan itu hanya 5 yang jadi. Dan 25 lainya itu belum jadi. Rata rata masalahnya di kerataan cutter, dan yang menjadi pengaruh itu dari proses bidang 1 dan chamfer. Setelah itu 25 cutter yang  belum jadi kami proses lagi. Waktunya dari jam set 4 sampai jam 6. Dengan metode yang sama dan pengerjaan yang sama dengan hari senin kemarin, tetapi dengan feeling yang beda. Ternyata apa yang kami kerjakan ada peningkatan. Dari 25 cutter yang kami kerjakan 11 diantaranya sudah layak untuk di gunakan atau jadi. Kemudian kami panen kompensasi, sisanya yang belum layak pakai itu di hitung jam minus. Dengan asumsi 1 cutter 2 jam. Jam kompensasi itu tidak di peruntukan untuk pribadi. Tetapi diperuntukkan untuk 1 kelompok praktek. Dari situ saya belajar, pada pengerjaan cutter itu diperlukan ketekunan dan motivasi yang tinggi. Jika tidak hasil dari pengerjaan tidak akan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
                Kemudian saya ganti job, yaitu memantau produksi pahat yang sedang dikerjakan oleh siswa kelas XI. Beban yang saya alami itu ringan dari pada mengerjakan cutter. Tetapi tidak hanya itu saja yang saya kerjakan, saya juga mengerjakan pahat bubut yang selesai proses dengan membuat sudut 5º pada sisi potongnya. Tidak hanya itu, saya juga mengajarkan teman teman berbeda angkatan tentang proses penggerindaan alat potong bubut dengan baik dan benar. Dari itu saya belajar tentang leadership, leadership itu sangat diperlukan untuk masa depan saya. Apalagi saya bercita-cita menjadi pengusaha, Itu akan sangat berguna bila dipelajari terus menerus. Dengan motovasi “jika saya dapat bertanggung jawab dengan diri sendiri, berati saya dapat bertanggung jawab dengan orang lain.”

Rabu 31 july 2013
                Hari ketiga saya praktek di sesi grinda, pada hari itu saya mengerjakan cutter chamfer yang pemesanya dari formulatrix salatiga. Disitu saya mengerjakan bidang 1 dan 2. Dan saya berhasil mengerjakan sekitar 10 cutter. kemudian saya digantikan oleh teman saya yang bernama ivan. Dia menggerjakan benda yang sama tetapi dengan bagian yang berbeda. Dia menggerjakan bagian alur, melanjutkan dari yang saya proses sebelumnya. Kemudian saya berganti job. Saya memantau pahat pahat yang dikerjakan oleh anak kelas XI. Seperti hari sebelumnya saya juga mengarahkan mereka cara menggerinda dengan baik dan benar. Sampai jam 8 saya berganti job, yaitu mensurvey sudut alur pada cutter yang dipesan oleh pelanggan. Sampai waktu cleaningpun saya belum menemukan sudut yang pas untuk menggerinda bagian alur tersebut.

Kamis, 1 Agustus 2013
                Hari terakir saya praktek di sesi grinda, karena hari selanjutnya saya sudah masuk teori bengkel. Job yang saya kerjakan kali ini adalah kopetensi EMC Cutter finishing. Hari itu saya bersemangat, waktu dimulai jam 15.15. langkah pertama yang saya lakukan mensetting untuk meratakan muka. Sesudah itu saya proses secukupnya. kemudian setting untuk pengerjaan alur, sesudah itu saya proses. Kemudian setting bidang bebas I, dari membuat alur ke bidang bebas 1 memerlukan waktu setting yang cukup lama, karena harus mengganti batu gerinda dan settinganya agak ribet. Waktu proses pada bidang 1 saya terkejut ternyata indexing headnya berputar sendiri, itu membuat cutter saya termakan banyak, sehingga saya menyayat terlalu dalam sehingga alurnya jelek dan memakan banyak waktu. Setelah itu saya lanjut proses bidang 2. Setelah selesai dan dinilai ternyata nilai saya hanya dapat 4. Saya frustasi dan kemudian saya berpikir bahwa orang itu tidak selamanya jalanya mulus, terkadang ada lubangnya. Seperti hidup itu tidak selamanya berhasil, terkadang malah banyak gagalnya. itu menjadikan motivasi buat saya.
Setelah itu saya menjalani remidiasi yang pertama. Remdiasi yang saya kerjakan yaitu melanjutkan benda kopetensi saya. Dengan proses yang sama saya jalani dengan penuh semangat. Dari meratakan muka sampai bidang bebas 2 itu saya lalui dengan percaya diri. Setelah selesai saya yakin nilainya baik lebih dari yang sebelumnya, kemudian di nilai. Setelah di nilai ternyata nilainya mengejutkan, ternyata nilai saya lebih dari 10 dan itu membuat saya kecewa, menggapa tidak nilai kopetensi saya yang 10. Kemudian saya sharing dengan mas andreas mengapa saya bisa remidi. Saya cerita panjang lebar dan kemudian saya kembali ke produksi. Tidak lama kemudian saya di datangi sama mas andreas, dia mengatakan bahwa kopetensi tadi di anggap latihan dan saya mengulangi kopetensi saya di lain hari, itu membuat saya senang dan gembira. Lain hari saya tidak akan menyianyiakan kesempatan itu dan saya berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
  • Gerinda oh gerinda
  • man for others
  • Friday, 9 August 2013
  • No comments:
 

0 comments:

Post a Comment