Minyak Solar

SIGNIFIKANSI PENGUJIAN MINYAK SOLAR

SIGNIFIKANSI PENGUJIAN
MINYAK SOLAR


1. Pendahuluan
Bahan bakar solar atau minyak solar adalah bahan bakar yang digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi di atas 1000 rpm. Bahan bakar solar disebut juga High Speed Diesel (HSD) atau Automotif Diesel Oil (ADO). Pada motor diesel penyalaannya adalah penyalaan kompresi, merupakan jenis mesin Internal Combustion Engine. Berbeda dengan motor bensin dimana motor bensin penyalaannya menggunakan busi motor, baik dua langkah maupun empat langkah. Minyak solar adalah campuran kompleks hidrokarbon C15 – C20 , yang mempunyai trayek didih antara 260–315 oC. Mutu minyak solar yang baik adalah bahwa minyak solar harus memenuhi batasan sifat – sifat yang tercantum pada spesifikasi dalam segala cuaca. Secara umum minyak solar adalah mudah teratomisasi menjadi butiran – butiran halus, sehingga dapat segera menyala dan terbakar dengan sempurna sesuai dengan kondisi dalam ruang bakar mesin.

Beberapa batasan sifat–sifat minyak solar, baik sifat fisika maupun sifat kimia yang harus dipenuhi di dalam penggunaannya adalah :
– Mesin mudah di starter dalam keadaan dingin
– Tidak menimbulkan ketukan
– Mempunyai kemampuan pengkabutan yang sempurna
– Mempunyai komposisi kimia yang tidak menyebabkan pembentukan kerak (forming deposits)
– Tidak menimbulkan pencemaran udara


2. Karakteristik Minyak Solar
Penggunaan minyak solar harus aman, tidak membahayakan manusia, tidak merusak mesin, harus efisien dalam penggunaanya serta tidak menimbulkan pencemaran bagi lingkungan. Untuk memberi jaminan mutu bagi pelanggan dalam hal keselamatan dan kenyamaan, minyak solar secara cepat dapat dilihat dari sifat/spesifikasi.
Sifat-sifat Minyak Solar :
1. sifat umum 5. sifat kestabilan
2. sifat mutu pembakaran 6. sifat kemudahan mengalir
3. sifat penguapan 7. sifat keselamatan
4. sifat pengkaratan


2.1 Sifat Umum

Sifat umum minyak solar sangat erat hubungannya dengan pemuatan, kontaminasi, material balance dan transaksi jual – beli.
Sifat umum minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Specific Gravity 60/60 oF, ASTMD 1298
– Density 15 oC, ASTMD 1298

2.2 Sifat Mutu Pembakaran ( ignition quality)

Minyak solar dapat memberikan kerja mesin yang memuaskan apabila dapat menghasilkan pembakaran sempurna dalam ruang bakar. Udara yang dikompresikan ke dalam ruang bakar mesin sampai tekanan antara 20 – 30 kgf/cm2 sehingga suhu dalam ruang bakar berkisar 650–750 oC. Pembakaran yang sempurna dapat dilakukan dengan menginjeksikan bahan bakar (berupa kabut) ke dalam ruang bakar yang di dalamnya terdapat udara panas sehingga mampu menyalakan bahan bakar. Pembakaran yang terjadi menyebabkan tekanan dalam ruang bakar naik secara mendadak dan menimbulkan tenaga. Bila hal ini dipenuhi, maka tidak akan terjadi ketukan (knocking) di dalam mesin.
Ketukan (knocking)
Ketukan dalam mesin diesel terjadi akibat keterlambatan terbakarnya bahan bakar di dalam ruang bakar. Ini disebabkan oleh terjadinya akumulasi bahan bakar di dalam ruang bakar, dan begitu terbakar maka akan terjadi ledakan secara berturut – turut.
Jarak waktu antara bahan bakar diinjeksikan ke ruang bakar (silinder) sampai saat terbakar, disebut waktu tunda (delay period), dinyatakan dalam menit. Waktu tunda yang panjang akan menyebabkan terakumulasinya bahan bakar cukup banyak, akibatnya terjadi penyalaan yang spontan dan akan menimbulkan suatu kenaikkan tekanan yang mendadak dan mengakibatkan pukulan yang hebat pada ruang bakar. Hal ini dapat menimbulkan suara yang keras yang selanjutnya disebut Diesel Knock.
Sifat mutu pembakaran adalah salah satu ukuran sifat bahan bakar minyak solar. Minyak solar bermutu rendah mempunyai waktu tunda lebih lama. Sifat ini ditunjukkan oleh besar kecilnya angka setana (cetane number).
Sifat mutu pembakaran minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Diesel Index
– Cetane Index
– Cetane Number
2.3 Sifat Penguapan (volatility)
Dalam penggunaannya, diharapkan bahwa minyak solar akan teruapkan sempurna dan terdistribusikan merata di dalam ruang bakar, sehingga dapat terbakar sempurna. Karena bahan bakar dapat terbakar sempurna, mengakibatkan mudahnya starting pada mesin, waktu pemanasan mesin dan akselerasi. Jika minyak solar sulit untuk terjadi penguapan maka minyak solar tersebut akan sulit pula untuk memenuhi kemudahan start mesin dan rendahnya akselerasi mesin. Bila tingkat penguapannya rendah, ini menunjukkan bahwa di dalam minyak solar terdapat fraksi yang lebih berat.
Sifat penguapan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Distilasi ASTMD 86
– Flash Point ASTMD 93
2.4 Sifat Pengkaratan (corrosivity)
Unsur-unsur dalam minyak solar di samping hidrokarbon, terdapat pula unsur-unsur sulfur, oksigen, nitrogen, halogen dan logam. Senyawa unsur yang bersifat korosif adalah senyawa sulfur. Senyawa-senyawa sulfur dalam minyak solar yang korosif dapat berupa hidrogen sulfida, merkaptan, tiofena. Pada pembakaran bahan bakar senyawaan sulfur akan teroksidasi oleh oksigen dalam udara menghasilkan oksida sulfur. Bila oksida sulfur ini bereaksi dengan uap air akan menghasilkan asam sufat. Terbentuknya asam sulfat ini dapat bereaksi dengan logam, terutama dalam gas buang. Terdapatnya senyawaan sulfur dalam minyak solar dapat juga ditunjukkan oleh tingkat keasaman minyak solar itu. Makin tinggi sifat keasaman sifat pengkaratan makin besar terutama bila minyak solar terdapat strong acid number.
Sifat pengkaratan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– kandungan sulfur, ASTM D. 1266
– copper strip corrosion, ASTMD 130
– strong acid number, ASTMD 974
– total acid number, ASTMD 974

2.5 Sifat Kebersihan (cleanless)

Sifat kebersihan minyak solar yang berhubungan dengan ada / tidaknya kotoran yang terdapat di dalam minyak solar, sebab kotoran ini akan berpengaruh terhadap mutu, karena dapat mengakibatkan kegagalan dalam suatu operasi dan merusak mesin. Kotoran itu dapat berupa air, lumpur, atau endapan atau sisa pembakaran yang berupa abu dan karbon. Untuk itu makin kecil adanya kotoran di dalam minyak solar makin baik mutu bahan bakar tersebut.
Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Color ASTM, ASTMD 1500
– Water content, ASTMD 96
– CCR (10 % vol. bottom), ASTMD 189
– Ash content, ASTMD 482
– Sediment by Extraction, ASTMD 473

2.6 Sifat Keselamatan

Sifat keselamatan minyak solar meliputi keselamatan di dalam pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan. Minyak solar harus memiliki salah satu sifat keselamatan yaitu bahwa minyak solar tidak terbakar akibat terjadi loncatan api.
Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Flash Point, ASTMD 93

2.7 Sifat Kemudahan Mengalir

Sifat kemudahan mengalir minyak solar dinyatakan sebagai viskositas dinamik dan viskositas kinetik. Viskositas dinamik adalah ukuran tahanan untuk mengalir dari suatu zat cair, sedang viskositas kinetik adalah tahanan zat cair untuk mengalir karena gaya berat. Bahan yang mempunyai viskositas kecil menunjukkan bahwa bahan itu mudah mengalir, sebaliknya bahan dengan viskositas tinggi sulit mengalir. Suatu minyak bumi atau produknya mempunyai viskositas tinggi berarti minyak itu mengandung hidrokarbon berat (berat molekul besar), sebaliknya viskositas rendah maka minyak itu banyak mengandung hidrokarbon ringan.
Viskositas minyak solar erat kaitannya dengan kemudahan mengalir pada pemompaan, kemudahan menguap untuk pengkabutan dan mampu melumasi fuel pump plungers. Penggunaan bahan bakar yang mempunyai viskositas rendah dapat menyebabkan keausan pada bagian-bagian pompa bahan bakar. Apabila bahan bakar mempunyai viskositas tinggi, berarti tidak mudah mengalir sehingga kerja pompa dan kerja injektor menjadi berat.
Sifat kebersihan minyak solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian :
– Viskositas Kinematik, ASTMD 445
– Pour Point, ASTMD 97
3. Signifikansi Pengujian Minyak solar
Berdasarkan atas spesifikasi, parameter uji dan metode uji standar minyak solar seperti ditunjukkan pada Tabel 3 – 1

Source : http://f-voi.blogspot.com
 

Identitas Trigonometri dan Rumus rumusnya

Identitas Trigonometri dan Rumus rumusnya


Below are some of the most important definitions, identities and formulas in trigonometry.


  1. Trigonometric Functions of Acute Angles

    sin X = opp / hyp = a / c , csc X = hyp / opp = c / a

    tan X = opp / adj = a / b , cot X = adj / opp = b / a

    cos X = adj / hyp = b / c , sec X = hyp / adj = c / b ,

    acute angle trigonometric functions.
  2. Trigonometric Functions of Arbitrary Angles

    sin X = b / r , csc X = r / b

    tan X = b / a , cot X = a / b

    cos X = a / r , sec X = r / a

    acute angle trigonometric functions.
  3. Special Triangles

    Special triangles may be used to find trigonometric functions of special angles: 30, 45 and 60 degress.

    special triangles.
  4. Sine and Cosine Laws in Triangles

    In any triangle we have:

    1 - The sine law

    sin A / a = sin B / b = sin C / c

    2 - The cosine laws

    a 2 = b 2 + c 2 - 2 b c cos A

    b 2 = a 2 + c 2 - 2 a c cos B

    c 2 = a 2 + b 2 - 2 a b cos C

    triangles.
  5. Relations Between Trigonometric Functions

    cscX = 1 / sinX

    sinX = 1 / cscX

    secX = 1 / cosX

    cosX = 1 / secX

    tanX = 1 / cotX

    cotX = 1 / tanX

    tanX = sinX / cosX

    cotX = cosX / sinX
  6. Pythagorean Identities

    sin 2X + cos 2X = 1

    1 + tan 2X = sec 2X

    1 + cot 2X = csc 2X
  7. Negative Angle Identities

    sin(-X) = - sinX , odd function

    csc(-X) = - cscX , odd function

    cos(-X) = cosX , even function

    sec(-X) = secX , even function

    tan(-X) = - tanX , odd function

    cot(-X) = - cotX , odd function
  8. Cofunctions Identities

    sin(pi/2 - X) = cosX

    cos(pi/2 - X) = sinX

    tan(pi/2 - X) = cotX

    cot(pi/2 - X) = tanX

    sec(pi/2 - X) = cscX

    csc(pi/2 - X) = secX
  9. Addition Formulas

    cos(X + Y) = cosX cosY - sinX sinY

    cos(X - Y) = cosX cosY + sinX sinY

    sin(X + Y) = sinX cosY + cosX sinY

    sin(X - Y) = sinX cosY - cosX sinY

    tan(X + Y) = [ tanX + tanY ] / [ 1 - tanX tanY]

    tan(X - Y) = [ tanX - tanY ] / [ 1 + tanX tanY]

    cot(X + Y) = [ cotX cotY - 1 ] / [ cotX + cotY]

    cot(X - Y) = [ cotX cotY + 1 ] / [ cotX - cotY]
  10. Sum to Product Formulas

    cosX + cosY = 2cos[ (X + Y) / 2 ] cos[ (X - Y) / 2 ]

    sinX + sinY = 2sin[ (X + Y) / 2 ] cos[ (X - Y) / 2 ]
  11. Difference to Product Formulas

    cosX - cosY = - 2sin[ (X + Y) / 2 ] sin[ (X - Y) / 2 ]

    sinX - sinY = 2cos[ (X + Y) / 2 ] sin[ (X - Y) / 2 ]
  12. Product to Sum/Difference Formulas

    cosX cosY = (1/2) [ cos (X - Y) + cos (X + Y) ]

    sinX cosY = (1/2) [ sin (X + Y) + sin (X - Y) ]

    cosX sinY = (1/2) [ sin (X + Y) - sin[ (X - Y) ]

    sinX sinY = (1/2) [ cos (X - Y) - cos (X + Y) ]
  13. Difference of Squares Formulas

    sin 2X - sin 2Y = sin(X + Y)sin(X - Y)

    cos 2X - cos 2Y = - sin(X + Y)sin(X - Y)

    cos 2X - sin 2Y = cos(X + Y)cos(X - Y)
  14. Double Angle Formulas

    sin(2X) = 2 sinX cosX

    cos(2X) = 1 - 2sin 2X = 2cos 2X - 1

    tan(2X) = 2tanX / [ 1 - tan 2X ]
  15. Multiple Angle Formulas

    sin(3X) = 3sinX - 4sin 3X

    cos(3X) = 4cos 3X - 3cosX

    sin(4X) = 4sinXcosX - 8sin 3XcosX

    cos(4X) = 8cos 4X - 8cos 2X + 1
  16. Half Angle Formulas

    sin (X/2) = + or - SQRT [ (1 - cosX) / 2 ]

    cos (X/2) = + or - SQRT [ (1 + cosX) / 2 ]

    tan (X/2) = + or - SQRT [ (1 - cosX) / (1 + cosX) ]

    = sinX / (1 + cosX) = (1 - cosX) / sinX
  17. Power Reducing Formulas

    sin 2X = 1/2 - (1/2)cos(2X))

    cos 2X = 1/2 + (1/2)cos(2X))

    sin 3X = (3/4)sinX - (1/4)sin(3X)

    cos 3X = (3/4)cosX + (1/4)cos(3X)

    sin 4X = (3/8) - (1/2)cos(2X) + (1/8)cos(4X)

    cos 4X = (3/8) + (1/2)cos(2X) + (1/8)cos(4X)

    sin 5X = (5/8)sinX - (5/16)sin(3X) + (1/16)sin(5X)

    cos 5X = (5/8)cosX + (5/16)cos(3X) + (1/16)cos(5X)

    sin 6X = 5/16 - (15/32)cos(2X) + (6/32)cos(4X) - (1/32)cos(6X)

    cos 6X = 5/16 + (15/32)cos(2X) + (6/32)cos(4X) + (1/32)cos(6X)
  18. Trigonometric Functions Periodicity

    sin (X + 2Pi) = sin X , period 2Pi

    cos (X + 2Pi) = cos X , period 2Pi

    sec (X + 2Pi) = sec X , period 2Pi

    csc (X + 2Pi) = csc X , period 2Pi

    tan (X + Pi) = tan X , period Pi

    cot (X + Pi) = cot X , period Pi
Sumber : http://www.analyzemath.com

 

Gerinda oh gerinda





Praktek di sesi gerinda

Senin 29 July 2013
                Hari pertama saya praktek bengkel di section gerinda. Pada hari itu saya dan teman2 mengerjakan cutter. Sebelum mengerjakan saya dan teman2 menargetkan dari jam set 4 sampai jam 9 itu 50 cutter. Dan setelah itu mesin yang digunakan 4 dan yang mengerjakan hanya 3. Saya mensetting mesin dengan teman2. Agar proses berjalan dengan cepat kami putuskan untuk kerja sama. Tiap mesin settinganya sendiri, jadi tiap siswa menggerjakan 1 bagian yaitu bagian grove, bidang 1, bidang 2. Dan chamfer. Dan teryata semua itu jauh dari dugaan saya. Kami bertiga hanya dapat mengerjakan 30 cutter. Itu saja yang benar2 jadi tidak sampai 10 cutter. Dari itu kemudian saya evaluasi. Ternyata kesulitan dari penggerjaan cutter menurut saya pada saat mengerjakan bidang 1 dan chamfer. Itu memerlukan ketelitian dan feeling yang tinggi. Jika tidak proses tersebut berdampak pada cutter yang tidak flat/rata.

Selasa 30 july 2013
                Hari kedua saya praktek di section grinda, pada hari itu hasil dari penggerindaan cutter pada hari pertama di cek oleh mas andreas. Ternyata hasilnya sangat mengejutkan. Dari 30 cutter yang saya dan teman2 kerjakan itu hanya 5 yang jadi. Dan 25 lainya itu belum jadi. Rata rata masalahnya di kerataan cutter, dan yang menjadi pengaruh itu dari proses bidang 1 dan chamfer. Setelah itu 25 cutter yang  belum jadi kami proses lagi. Waktunya dari jam set 4 sampai jam 6. Dengan metode yang sama dan pengerjaan yang sama dengan hari senin kemarin, tetapi dengan feeling yang beda. Ternyata apa yang kami kerjakan ada peningkatan. Dari 25 cutter yang kami kerjakan 11 diantaranya sudah layak untuk di gunakan atau jadi. Kemudian kami panen kompensasi, sisanya yang belum layak pakai itu di hitung jam minus. Dengan asumsi 1 cutter 2 jam. Jam kompensasi itu tidak di peruntukan untuk pribadi. Tetapi diperuntukkan untuk 1 kelompok praktek. Dari situ saya belajar, pada pengerjaan cutter itu diperlukan ketekunan dan motivasi yang tinggi. Jika tidak hasil dari pengerjaan tidak akan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
                Kemudian saya ganti job, yaitu memantau produksi pahat yang sedang dikerjakan oleh siswa kelas XI. Beban yang saya alami itu ringan dari pada mengerjakan cutter. Tetapi tidak hanya itu saja yang saya kerjakan, saya juga mengerjakan pahat bubut yang selesai proses dengan membuat sudut 5º pada sisi potongnya. Tidak hanya itu, saya juga mengajarkan teman teman berbeda angkatan tentang proses penggerindaan alat potong bubut dengan baik dan benar. Dari itu saya belajar tentang leadership, leadership itu sangat diperlukan untuk masa depan saya. Apalagi saya bercita-cita menjadi pengusaha, Itu akan sangat berguna bila dipelajari terus menerus. Dengan motovasi “jika saya dapat bertanggung jawab dengan diri sendiri, berati saya dapat bertanggung jawab dengan orang lain.”

Rabu 31 july 2013
                Hari ketiga saya praktek di sesi grinda, pada hari itu saya mengerjakan cutter chamfer yang pemesanya dari formulatrix salatiga. Disitu saya mengerjakan bidang 1 dan 2. Dan saya berhasil mengerjakan sekitar 10 cutter. kemudian saya digantikan oleh teman saya yang bernama ivan. Dia menggerjakan benda yang sama tetapi dengan bagian yang berbeda. Dia menggerjakan bagian alur, melanjutkan dari yang saya proses sebelumnya. Kemudian saya berganti job. Saya memantau pahat pahat yang dikerjakan oleh anak kelas XI. Seperti hari sebelumnya saya juga mengarahkan mereka cara menggerinda dengan baik dan benar. Sampai jam 8 saya berganti job, yaitu mensurvey sudut alur pada cutter yang dipesan oleh pelanggan. Sampai waktu cleaningpun saya belum menemukan sudut yang pas untuk menggerinda bagian alur tersebut.

Kamis, 1 Agustus 2013
                Hari terakir saya praktek di sesi grinda, karena hari selanjutnya saya sudah masuk teori bengkel. Job yang saya kerjakan kali ini adalah kopetensi EMC Cutter finishing. Hari itu saya bersemangat, waktu dimulai jam 15.15. langkah pertama yang saya lakukan mensetting untuk meratakan muka. Sesudah itu saya proses secukupnya. kemudian setting untuk pengerjaan alur, sesudah itu saya proses. Kemudian setting bidang bebas I, dari membuat alur ke bidang bebas 1 memerlukan waktu setting yang cukup lama, karena harus mengganti batu gerinda dan settinganya agak ribet. Waktu proses pada bidang 1 saya terkejut ternyata indexing headnya berputar sendiri, itu membuat cutter saya termakan banyak, sehingga saya menyayat terlalu dalam sehingga alurnya jelek dan memakan banyak waktu. Setelah itu saya lanjut proses bidang 2. Setelah selesai dan dinilai ternyata nilai saya hanya dapat 4. Saya frustasi dan kemudian saya berpikir bahwa orang itu tidak selamanya jalanya mulus, terkadang ada lubangnya. Seperti hidup itu tidak selamanya berhasil, terkadang malah banyak gagalnya. itu menjadikan motivasi buat saya.
Setelah itu saya menjalani remidiasi yang pertama. Remdiasi yang saya kerjakan yaitu melanjutkan benda kopetensi saya. Dengan proses yang sama saya jalani dengan penuh semangat. Dari meratakan muka sampai bidang bebas 2 itu saya lalui dengan percaya diri. Setelah selesai saya yakin nilainya baik lebih dari yang sebelumnya, kemudian di nilai. Setelah di nilai ternyata nilainya mengejutkan, ternyata nilai saya lebih dari 10 dan itu membuat saya kecewa, menggapa tidak nilai kopetensi saya yang 10. Kemudian saya sharing dengan mas andreas mengapa saya bisa remidi. Saya cerita panjang lebar dan kemudian saya kembali ke produksi. Tidak lama kemudian saya di datangi sama mas andreas, dia mengatakan bahwa kopetensi tadi di anggap latihan dan saya mengulangi kopetensi saya di lain hari, itu membuat saya senang dan gembira. Lain hari saya tidak akan menyianyiakan kesempatan itu dan saya berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
 

Sekolahku




SMK Katolik St. Mikael Surakarta adalah sebuah sekolah menengah kejuruan di Surakarta, Indonesia. Penyelenggaraan sekolah ini berada di bawah Yayasan Karya Bakti Surakarta. Kolese ini biasa disebut dengan singkatan MICO (Michael College).
Kampus kolese Mikael berlokasi di Surakarta , Jawa Tengah, Indonesia. Institusi ini dikelola oleh Romo Jesuit, terbagi dalam dua lembaga pendidikan yaitu : Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI St. Mikael) dan Sekolah Menengah Kejuruan Mikael (SMK St. Mikael).
SMK Katolik St. Mikael Surakarta berada dibawah penyelenggaraan Yayasan Karya Bakti Surakarta. Selain SMK, Yayasan ini juga memiliki 2 akademi yaitu ATMI Surakarta dan ATMI Jakarta.
SMK St. Mikael pada awalnya bernama STM Kanisius, didirikan pada tahun 1962 oleh Romo Wakkers SJ dengan dua jurusan yaitu : Mesin Umum dan Bangunan Gedung.
Berdasarkan keputusan Dirjen Dikdasmen No. 001/c/Kep/1.86 ditetapkan sebagai sebagai STM swasta dengan status akreditasi DISAMAKAN dan pada waktu itu merupakan STM swasta pertama di Jawa Tengah yang berstatus disamakan.
Saat ini SMK Katolik St. Mikael Surakarta hanya memiliki satu Program Keahlian yaitu Teknik Pemesinan (Mesin Perkakas) dengan 2 spesialisasi yaitu Mekanik dan Design (Perancangan)
Untuk lebih meningkatkan kualitas tamatan, SMK St. Mikael juga menjalankan program plus, yaitu dengan menambah jam praktik mekanik dan gambar serta mata pelajaran lain sesuai kebutuhan kerja ataupun studi lanjut. Disamping itu juga diterapkan : Total Block System, Production Base Education and Training, Capacity Oriented dan Market Oriented.
Orientasi praktik :
  • Kelas 1 : Sense of Quality
  • Kelas 2 : Sense of Efficiency
  • Kelas 3 : Production and Advance Technology
Untuk lebih meningkatkan kualitas SMK Mikael mulai TA 2009/2010 membuat 2 program spesialiasasi yaitu spesialisasi mekanik dan gambar (drafter). Pencapaian kurikulum untuk spesialisasi mekanik yaitu pematangan pada teknik CNC sampai dengan pemrograman menggunakan CAM software, sedangkan untuk spesialisasi gambar (drafter) siswa didik untuk mampu merancang dengan menggunakan software gambar 3D base (Solid work dan Inventor). SMK Mikael juga mengembangkan teaching factory dengan fasilitas mesin CNC Milling 3 Axis dan CNC bubut 4 Axis.
SMK St. Mikael telah meluluskan lebih dari 2500 alumni yang sebagian besar bekerja di bidang industri baik milik pemerintah, swasta maupun menjadi wiraswastawan.

Sumber : http://id.wikipedia.org
 

Serikat Yesus





Serikat Yesus (LatinSocietas Jesu), biasa dikenal dengan Yesuit atau Jesuit adalah ordo Gereja Katolik Roma. Serikat ini didirikan pada 1534 oleh sekelompok mahasiswa pascasarjana dari Universitas Paris yang merupakan teman-teman Iñigo López de Loyola (Ignatius Loyola). Mereka bersumpah untuk melanjutkan persahabatan mereka setelah mereka selesai studi, hidup dalam kemiskinan sesuai Injil dan pergi mengemban perutusan di Yerusalem.] Mereka menyebut diri mereka amigos en el Señor — sahabat-sahabat di dalam Tuhan.

Dikutip dari htttp://id.wikipedia.com